Perjuangan

Meski telah terbiasa dengan rasa sakit yang sama, namun yang namanya sakit tetap saja sakit. Hanya saja mungkin bisa lebih sabar lagi menghadapinya. Aku sudah terbiasa ketika sejak SD hingga SMP selalu mendapat juara kelas kebanggan guru-guru tapi bukan apa-apa dimata keluarga. Tak ada tanggapan, apalagi ungkapan bangga. Biasa saja. Tapi manusiawi jika aku merasa sakit karena apa yang aku perjuangkan tak dihargai.
Tapi ketika masuk SMA dan aku tak bisa meraih juara kelas lagi, semua sibuk memojokkanku. Oh, mungkin mereka tengah mendidikku menjadi orang yang kuat. Lulus SMA diterima di PTN yang masuk Universitas favorit di negeri ini, mungkin sebuah kebanggaan untuk sebagian orang tapi tidak bagi keluargaku. Ayahku bersikukuh tak mengijinkanku melanjutkan kuliah. Sodara tak ada yang menanggapi. Akhirnya aku berjuang sendiri, berjuang dengan cambuk yang sampai kapan pun takkan pernah kulupa. Ketika aku mencoba meminta bantuan pada kakakku, tapi yang mereka katakan "Bayar kuliahmu dengan tekad!"

Hingga saat ini aku masih kuat, karena selalu ada tangan Allah yang menguatkan lewat perantara-perantara yang datang tak pernah kuduga. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang hendak kau dustakan. Sekali pun nampak pahit, namun sesungguhnya itu adalah bentuk kasih sayangNya. Maka dengan keadaan seperti ini, aku harus sukses untuk diriku sendiri, bermanfaat untuk orang lain itu nilai bonusnya bukan yang utama. Aku tak harus membuktikan siapa aku pada orang lain, Aku hanya harus membuktikan diriku mampu pada diriku sendiri. Terus Berdoa dan berjuang. Insya Allah, Allah ridha.

0 komentar:

Posting Komentar